Sebuah Lukisan "Aku Rumahmu"
Memulai adalah hal paling sulit. Hati yang patah pasti akan menimbulkan akibat. Hukum sebab akibat. Bukankah sebab dapat memunculkan sebab yang baru, dan akibat bisa memunculkan akibat yang baru. Patah hati pasti akan menimbulkan ketakutan untuk memulai mencintai kembali. Itu yang Aku rasakan.
Patah hati pasti memberikan rasa trauma. Memberikan hilangnya ketertarikan untuk merasakan rasa. Patah hati membuat sadar bahagia hanya untuk menjemput kesedihan. Takut.
Aku takut dengan kehadiranmu. Aku takut kehadiran mu hanya akan memberikan rasa yang sama. Aku cemas kau hanya membuat drama semata. Aku takut aku hanya berekspektasi tidak pada tempatnya. Aku takut berharap berlebihan. Semua terasa menyeramkan. Jujur, ini merupakan hal yang berat. Tetap melangkah atau bertahan dalam ketakutan. Aku belum berani memgambil resiko untuk jatuh hati kembali dan patah hati kembali.
Hati yang patah, harapan yang pupus, perasaan yang antah berantah, kecewa, marah, cinta yang tak menemukan rumah. Itu membuatku takut.
"Diam dan tenanglah...". Ucapmu menenangkan ku. " Ubah pemikiranmu tentang semua itu, ubah pemikiran tentang permasalahan, dan hal-hal yang membuatmu ketakutan. Jangan takut. Jika kau takut, kau sama saja menghalangi hal-hal baik yang akan mendatangi di masa depan. Ketakutanmu bisa saja membuatmu kehilangan kebahagiaan dimasa depan. Cobalah buka hati. Rasakan hati yang baru. Cobalah, tenang...". Kau tersenyum penuh arti. "Jangan takut membuka hati".
Hatiku yang telah kusam dan kelabu dan membatu, mulai melapuk mendengarkan rentetan kata yang menenangkan itu. Rontok batuan yang menutupi hati. Perlahan menunjukan rekahan yang penuh arti. Walau masih sedikit itu lebih baik.
"Apa yang kau katakan tadi benar? ". Tanyaku.
"Benar..., jangan takut membuka hati. Cobalah hati yang baru. Kau tidak akan tahu kebahagiaan yang akan datang".
"Omong kosong".
" Jangan sampai menyesal. Cobalah membuka hati. Ada bahagia yang menanti".
"Arghhh, perdebatan ini masih buntu".
"Bukalah hatimu biarkan aku yang mengisi. Aku akan mewarnai kembali hati yang telah kusam dan usang itu".
"Aku adalah rumahmu".
" Aku adalah pemilik rumahmu yang baru".
" Aku juga merupakan rumahmu".
"Tak usah kau cemas, aku pergi. Aku akan tinggal disini. Membantumu memperbaiki.".
" Aku akan tinggal disini. Aku akan memberimu harapan baru".
"Aku akan mendukungmu dan membantumu mewujudkan mimpimu".
"Aku mimpimu yang baru".
Kau memang keras kepala. Kau selalu berusaha mencari alasan yang masuk akal ketimbang menuruti ego dan hatimu. Aku datang padamu. Ya memang itu keinginanku. Aku datang tanpa alasan. Aku datang untuk mengenalmu lebih dekat. Memang tidak meyakinkan. Kau masih ketakutan. Aku juga tidak tahu kenapa aku bertamu kerumahmu. Ada hal menarik yang membuatku untuk singgah. Hal yang tidak ada di tempat lain. Hanya di sini.
Aku ingin menjadi rumahmu. Aku ingin menjadi tempatmu berpulang. Aku ingin berbagi cerita denganmu. Aku mau kamu. Terasa menyenangkan sekali bersamamu. Aku harap kau tidak menyuruhku pergi. Aku ingin singgah disini. Aku ingin tinggal disini. Lebih lama lagi...
" Taiasu!".
Romansa cinta, siapa berani jatuh pada manusia maka ia akan harus berani jatuh pada kecewa.
BalasHapusLebih baik patah hati daripada tidak mengenal cinta sama sekali wkwkwk
Hapus