Sebuah Lukisan Kata "Dendam Sangat Diperlukan : Aku dan Kekecewaan"
Dendam Sangat Diperlukan : Aku dan Kekecewaan
Sebagai manusia biasa, pasti pernah mengalami putus cinta. Dan patah hati yang ditimbulkannya kemungkinan besar tidak akan memberi hal positif. Hohoho... itu tidak berlaku untuk Ku.
"Laki-laki sangar, hebat, keren".
Patah hati langsung cari info ndem-ndeman geden. Maaf, Aku tidak sebodoh itu menilai suasana. Aku tidak akan melihat dua tiga langkah ke depan, melainkan lebih jauh sepuluh langkah kedepan. Itulah kenapa tak heran kalau kau menjuluki ku " Terlalu banyak memikirkan, kebanyakan pertimbangan". Butuh lebih dari sekedar patah hati untuk melunturkan semangat ini.
Aku tidak selemah itu, meratapi dengan hal yang jelas-jelas tidak menciptakan karya dan tidak memberikan dampak yang positif dan berguna. Benar-benar bukan aku. Akan ku lakukan hal yang berguna yang kau tak kan melihatnya, sepuluh langkah ke depan. Kepergian mu tak akan membuat di depan ku gelap, justru dengan penuh semangat akan ku babat habis apa yang di depanku, kan makin ku kejar tujuanku. Hingga menuju puncak. Dan kau tak akan mengerti.
Ketika kau sedang ditinggalkan oleh orang yang kau harapkan. Pasti rasanya tak menyenangkan bukan ? Kecewa tentu saja. Tidak ada yang bisa disalahkan. Secara cinta tak ada yang disalahkan, tapi secara sosial ada pihak yang dibenarkan dan disalahkan. Aku terbakar api cemburu. Hanya diam saja. "Gak sangar blass Aku". Batinku.
13, Juni 2020
Malam minggu, ini malam keramat malam dimana aku terjaga semalaman. Aku dan beberapa kawan harus menyiapkan siswa yang dididik menjadi manusia yang sehat, berbudi baik, dan berjiwa manusia. Membina kader bangsa sesuai wawasan nusantara. Bintang tumpah di lautan angkasa. Semangat kami membara.
Sampai pada fajar, beberapa saat sebelum adzan subuh. "... Memberi hormat pada Kakak Pelatih!". Selamat, kami ucapakan dan kami berikan kenangan berupa tamparan keras di pipi kiri dan kanan kalian. "Tassss!". Tamparan dari seluruh pelatih kalian telah diberikan. " semoga kalian tidak pernah menjual".
Setelah sampai rumah menyentuh beberapa kerjaan kecil, kemudian menyambar handuk lalu mandi. Istirahat sejenak. Berharap kabar menyenangkan dari pujaan. Ternyata tak semua harap terpenuhi, tak semua pertanyaan datang beserta jawaban. Kabar mengejutkan datang. Tuhan Maha Guyon...
" Aku boleh jujur?".
" Monggo...".
" Aku sudah tidak nyaman".
Tiada petir, tiada hujan , tiba-tiba badai datang. Jujur sesaat rasa lelah terjaga semalaman menjadi hilang berganti dengan rasa heran-heran. Rasa kaget yang ibarat seorang istri yang baru bangun tidur kemudian sang istri bilang "Sepertinya aku mau cerai". Tanpa alasan yang jelas dan relevan.
Rasa lelah hilang seketika, berganti kecewa. Wajar bukan ? sesekali kecewa ya gak papa. Mosok harus selalu bilang " Ya memang belum rejekinya". Dalamku bahagia, dalamku duka. Dalamkau suka.
Rencanaku untuk sepuluh langkah kedepan. Berantakan. Kejutan yang telah kusiapkan, Lenyap. Kau memutuskan berpindah hati sebelum satu persatu rencana berhasil diwujudkan. Oke amannn. "Semoga sukses". Ku ucapkan.
Terus terang, tapi waktu itu sedang hujan. Aku jelas terkejut, Aku mengalami culture shock atau perubahan secara cepat yang bersifat memaksa kalau dalam isitilah sosoiloginya. Aku tidak marah, hanya saja kecewa.
Setengah dua, kuberikan apa yang kusiapkan. Ku berikan dengan keiklasan. Kau terima dengan penuh keterpaksaan.
" Terima Kasih". Ucap mu.
"Sama-sama".
Ternyata mengemudi dengan kencang saat dilanda kekecewaan terasa sangat menenangkan. Seperti kelewat paham kecewa membuat terasa hampa. Dalam diam, ku simpan dendam.
Terjungkal-jungkal, membanting-banting.
Bintang harus tahan banting.
Gagah harus gigih.
Sesampainya di rumah. Bos ku menghungi " Git, mengko duit e ambil ya, sekalian mindah file". Buru-buru Aku menuju tempat percetakan tempatku bekerja sama. Terua terang itu ku kerjakan di hari jumat dan uangnya baru saya ambil di hari minggu, karena saat jumat sabtu sedang tidak ada kendaraan.
Peralihan kabar baik dan buruk, memang lebih cepat dari membalikan telapak tangan. Tuhan kau sedang bercanda dan bermain cinta dengan hamba mu.
Bermodal dendam buru-buru ku kejar targetku selepas kepergianmu. Justru aku kian ngoyoworo atau istilah Bahasa Indonesia nya menggebu-gebu. Langsung aku isi hari-hari dengan hal-hal yang sangat menghasilkan. Beruntung waktu itu sedang masih liburan, jadi aku tetap tenang selama berpuasa tidak hp an selama seminggu lebih. Ku isi keseharian dengan melukiskan ketidakjelasan, membaca buku-buku, memetik gitar, ku coba menulis lagi setelah lebih dari 1 tahun blogku tak ku sentuh, Meminjam buku-buku dari kakak kelas. Aku ingin sibuk-sesibuk sibuknya. Aku ingin sukses-sesukses suksesnya.
Karena dendam, aku giat belajar siang malam. Karena dendam, aku rutin lari pagi. Karena dendam, aku makin aktif latihan lagi. Karena dendam, aku bersilaturahmi dengan hal-hal baru. Karena dendam, hari-hariku menjadi penuh ambisi. Karena dendam, hari ku penuh impian. Karena dendam, ku peluk pengalaman baru. Karena dendam aku sibuk mencari kesibukan. Karena dendam, aku menciptakan banyak karya. Dan dendam adalah berkah ciptaan Tuhan.
Dan akhirnya aku didiagnosa dokter.
"Olahragamu opo?". Tanya Pak dokter.
" Macam-macam e Pak". Jawabku dengan senyum sok kuat. (Namanya juga pemuda tak akan mau memperlihatkam lemahnya).
"Gak usah ngoyo, kenal i awak mu dewe".
Menurut Ku dendam sah-sah saja, selama tidak menggangu orang lain dan sekitar. Dendam sah-sah saja, jika kita menjadi lebih berguna untuk sesama, untuk lingkungan, untuk keluarga. Dendam sah-sah saja, ketika memberikan output yang positif.
ancuk asu, semangat sifu, aku padamu
BalasHapusTerima kasih paduka, i love you too
Hapus