Kumpulan Permainan Kata "Perjumpaan Kecil"
Perjumpaan Kecil
Dalam perjumpaan kecil.
Aku merasa kerdil.
Kau memanggil- manggil.
Aku yang labil.
Dalam perjumpaan kecil.
Berada di dalam kastil.
Kau mobil.
Aku pensil.
Dalam perjumpaan kecil.
Kau jahil.
Aku tengil.
Aku dekil.
Aku ngupil.
Pertempuran
Jangan kau pulang.
Jangan lakukan sebelum perang.
Kau akan ku hadang.
Berhenti.
Jangan pulang.
Masih ada pertempuran.
Masih ada hal yang belum terselesaikan.
Tolong jangan.
Celaka!
Barangku ketinggalan.
Krupuk Urang dan Soto Ayam
Dalam kenang krupuk urang.
Meliuk-liuk menyilang-nyilang.
Harap-harap mulai terbang-terbang.
Beribu andai-andai melayang-layang.
Dalam rindu soto ayam.
Piring tumpuk enam.
Pada bayang muka terbenam.
Padamu aku bersemayam.
"Kau laki-laki yang gemati". Katamu.
Selusin Derita Sekardus Biasa Saja
Kau pikir ini derita?
Tentu saja.
Kau pikir ini duka?
Hm mungkin saja
Kau pikir ini omong kosong belaka?
Kira-kira begitu ya.
Kau pikir kisah ini sia-sia?
Jelas-jelas bisa tidak bisa iya.
Bangun, ini biasa saja.
Matahari tetap datang seperti biasa.
Bulan menggantikan nya seperti biasa.
Bintang-bintang menemaninya seperti biasa.
"Hei apa itu? Saturnus kehilangan cincinnya!".
Biasa saja.
Kau Pengganggu
Enyahlah kau.
Kau slalu menghalangi ku.
Kau penghambat.
Kau beban.
Kau kurang kerjaan.
Kau slalu mengurusi urusan orang.
Kau pikir itu penting?
Blasss
Aku mau berkencan dengan gitar.
Kau mengganggu laguku. Sialan!
Doa
Pertemuan pertama dan terakhir.
Ingat kah itu semua?
Tidak papa.
Ya penting ya gak penting.
Semoga cepat lupa
Gelap
Dalam malamku.
Menggebu-gebu.
Namanya rindu.
Adakah obat untuk itu?
Selain datang dan bertemu.
Dalam kopiku.
Kok pait ya?
Bukan kekurangan gula.
Tapi kelebihan duka.
Dalam malam yang kian kelam.
Dalam perbincangan yang kian sunyi.
Dalam hati yang kian berjarak.
Simpan
Simpan saja rindumu.
Aku sudah tidak membutuhkannya.
Aku sedang menikmati waktu.
Pada kayu-kayu, air-air, angin-angin, batu-batu.
Simpan segala keluh basah.
Biar terkumpul.
Resah, gelisah, susah.
Simpan pada laci dan katakan.
" Kan kubuka kau kembali, dan aku akan tertawa sendiri melihat kau nanti".
Pelukis
Tiada gentar, dia menggoreskan lukanya.
Tiada gentar, dia memulaskan resahnya.
Tiada gentar, dia menggariskan kisahnya.
Tiada gentar, dia melukiskan kasihnya.
Mas Pelukis...
Dalam karyamu banyak hal yang tak ku mengerti.
Tampak seperti sebuah kisah yang berawal dari kasih, dan menjadi entah tak jelas.
Mas Pelukis, entah kau yang terlampau tinggi atau kami memang yang tak mengerti.
Mas Pelukis
Aku seperti melihat biografi yang tersamarkan di sana-sini.
Sungkan
Kekasih...
Bukankah kau tau?
Bahwa sebenarnya aku tertarik padamu.
Apa maumu?
Aku mau kamu. (Halusinasi).
Kasih...
Aku mau berbincang denganmu.
Berbincang tentang macam-macam.
Tapi oh sialan, aku terlampau sungkan.
Kekasih. Aku ngantuk...
Jembatan
Aku masih berada di ujung sini.
Sedang Kamuku berada di ujung sana.
Aku sedang ragu menuju.
Kamu berharap Aku kesitu.
" Jembatan. Apakah Aku bisa mencapai sebrang?. Apakah Aku bisa menuju tujuan. ". Tanyaku.
" Tentu saja bisa, asalkan kau percaya kepada Tuhan. Aku hanya jembatan. Jika kau percaya Aku akan kuat membawamu ke tujuan. Jika kau meragukan. Untuk apa kau datang? ". Ucap Jembatan.
Buku Gambar
Di dalam sana isinya apa ya?
Aku sangat penasaran. Dilihat dari luarnya sangat menggoda untuk dibuka-buka.
Setelah kubuka. Hanya putih kosong saja.
Komentar
Posting Komentar