Sebuah Lukisan Kata "Manusia Keledai"

Manusia Keledai

   Sarimin adalah salah seorang warga Desa Jambu Kluthuk. Dia adalah warga biasa, warga yang menggantungkan hidupnya pada lahan yang disebut oleh warga desa sebagai lor omah. Sarimin adalah warga yang percaya pada pedoman hukum dalan berbangsa dan bernegara. Sarimin tidak ikut berkecimpung dalam hal otoritas birokrasi.

    Layaknya keledai, Sarimin adalah manusia yang berprinsip alon-alon asal kelakon, gremet-gremet penting slamet. Sarimin akan selalu pelan dalam melakukan sesuatu, dengan penuh kenyantaian , dinikmatinya dengan penuh kebebasan. Sarimin memang begitu itu, ketika dia sedang mood untuk bekerja ya dia akan bekerja dengab penuh kegigihan, tapi kalau sedang gak mood ya mau diberi uang seratus juta sekalipun ya gak akan mangkat. 

"Kang Sarimin, mbok ya sampean ikut bantu-bantu masang umbul-umbul to..". Pinta Mas Wiryo pada Kang Sarimin.

" Lha wong... sudah rame yang bantu-bantu kok, nanti malah kurang efektif kalau saya ikut cancut tali wanda. Saya akan ikut  nanti kalau udah mood. Sekarang masih males dan belum mood untuk ikut cawe-cawe tandang gawe". Balas Sarimin pada Mas Wiryo.

    Keledai hendak dijadikan kuda. Keledai ya keledai. Kuda ya kuda. Jangan menyamakan dan membanding-bandingkan dengan yang bukan kelasnya. Keledai dan kuda berserikatlah dalam indahnya perbedaan, dalam menjalankan hakikat fungsinya masing-masing.

    Sarimin, manusia yang amat tenang dan nyantai dalam menghadapi segala kondisi dan situasi baik yang memanas untuk sayap kanan maupun sayap kiri. Tat kala Giyarto membuat masalah dengan Sarimin tentang sertifikat tanah mengenai luas tanah. Tiap sorenya Giyarto memaju-majukan tapel wates tanahnya. Menghadapi persoalan itu Sarimin tidak banyak gunem tanpa guna. Keesokan harinya Sarimin langsung menembok batas tanah nya.

    Dalam peribahasa keledai biasanya identik dengan hal kebodohan. Sepertinya itu suatu kesalahan. Keledai bukan untuk diperkuda. Begitu pula dengan Sarimin, Sarimin bukan untuk diperSuparman atau diperSuparmin. Sarimin ya Sarimin. Dia adalah pekerja berat. Keledai adalah pekerja berat.

Keledai tidak boleh di eksploitasi untuk diperkuda.

Komentar

Postingan Populer